pada masa ini cara menghilangkan stres suangat sauangat dibutuhkan karena semakin banyknya pekerjaan yang harus ditangani dan diselesaikan dengan semakin banyaknya aktifitas kerja maupun aktifitas lainya.
cara pertama yaitu:
1. ambil nafas dan keluarkan lewat mulut.dan seterunya sampai 3 kali maupun lebih.
2. konsentrasikan fikiran pada hal hal positif.
3. jangan memikirkan masalah dan beban kerja saat ini.
4. rileks kan tubuh dengan sesuatu hal baru yang belum pernah anda lakukan.
5. ulangi sampai beberapa kali hingga stres fikiran dengan sendirinya tanpa kita terbebani.
terimakasih semoga bermanfaat.......
Kamis, 22 November 2012
Cara membuat sate madura
Cara membuat sate madura ini saya cari setelah menikmati sate ayam madura
di depan kantor saya di wilayah sudirman Jakarta. Lezatnya sate ini bikin saya
penasaran ingin mencari resep sate yang dia gunakan untuk membuat sate ini.
Dibanding dengan resep sate padang saya lebih menyukai sate madura. Oleh karena
itu pagi pagi seperti ini saya searching di mailing list yang saya ikuti cara
membuat sate madura yang benar. Akhirnya saya termukan resep masakan ini.
Ini merupakan salah satu resep
ayam yang paling saya sukai.
Resep Bahan Sate Madura :
Daging ayam 1 kilogram, jangan lupa hilangkan kulit dan tulangnya
Siapkan kecap manis 150 mili liter
Air jeruk limau hasil perasan dari 2 buah jeruk limau
Bambu untuk menusuk sate kurang lebih 40 buah
Bahan Bumbu Kacang :
250 gram kacang tanah goreng
4 siung bawang putih ukuran sedang
5 siung bawang merah ukuran sedang
2 buah cabe merah besar
500 mili liter air
2 lembar daun jeruk
100 mili liter kecap manis saya sarankan kecap bangau
garam bubuk secukupnya
Kecap manis sebagai tambahan
Pelengkap Sate Ayam Madura :
Nasi hangat atau lontong atau ketupat
Bawang goreng
Resep Bahan Sate Madura :
Daging ayam 1 kilogram, jangan lupa hilangkan kulit dan tulangnya
Siapkan kecap manis 150 mili liter
Air jeruk limau hasil perasan dari 2 buah jeruk limau
Bambu untuk menusuk sate kurang lebih 40 buah
Bahan Bumbu Kacang :
250 gram kacang tanah goreng
4 siung bawang putih ukuran sedang
5 siung bawang merah ukuran sedang
2 buah cabe merah besar
500 mili liter air
2 lembar daun jeruk
100 mili liter kecap manis saya sarankan kecap bangau
garam bubuk secukupnya
Kecap manis sebagai tambahan
Pelengkap Sate Ayam Madura :
Nasi hangat atau lontong atau ketupat
Bawang goreng
CARA
MEMBUAT SATE AYAM MADURA :
Daging ayam di potong bentuk
dadu, kemudian tusuk menggunakan bambu tusukan sate. Ulangi sampai daging ayam
habis.
Semua bahan bumbu kacang di haluskan kecuali kecap, daun jeruk dan air lakukan sampai lembut, kemudian campur dengan kecap, air, daun jeruk dan masak sampai berminyak dan matang, angkat.
Lumuri sate ayam menggunakan bumbu kacang dan sedikit kecap
Bakar sate sampai matang dan biarkan bumbu kacang meresap
Sajikan sate ayam bersama bumbu kacang, jeruk limau, lontong serta di taburi bawang goreng
Semua bahan bumbu kacang di haluskan kecuali kecap, daun jeruk dan air lakukan sampai lembut, kemudian campur dengan kecap, air, daun jeruk dan masak sampai berminyak dan matang, angkat.
Lumuri sate ayam menggunakan bumbu kacang dan sedikit kecap
Bakar sate sampai matang dan biarkan bumbu kacang meresap
Sajikan sate ayam bersama bumbu kacang, jeruk limau, lontong serta di taburi bawang goreng
Codingan
unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, StdCtrls;
type
TForm1 = class(TForm)
bt_tambah: TButton;
bt_edit: TButton;
bt_simpan: TButton;
bt_hapus: TButton;
bt_batal: TButton;
procedure enable (aktif:Boolean);
procedure bt_tambahClick(Sender: TObject);
procedure bt_simpanClick(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TForm1.enable(aktif:boolean);
begin
bt_tambah.Enabled:=False;
bt_edit.Enabled:=False;
bt_simpan.Enabled:=false;
end;
procedure TForm1.bt_simpanClick(Sender: TObject);
begin
bt_tambah.Enabled:=True;
bt_edit.Enabled:=True;
bt_hapus.Enabled:=True;
bt_simpan.Enabled:=False;
bt_batal.Enabled:=False;
end;
procedure TForm1.bt_tambahClick(Sender: TObject);
begin
bt_simpan.Enabled:=true;
bt_batal.Enabled:=True;
bt_tambah.Enabled:=False;
bt_edit.Enabled:=false;
end;
end.
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, StdCtrls;
type
TForm1 = class(TForm)
bt_tambah: TButton;
bt_edit: TButton;
bt_simpan: TButton;
bt_hapus: TButton;
bt_batal: TButton;
procedure enable (aktif:Boolean);
procedure bt_tambahClick(Sender: TObject);
procedure bt_simpanClick(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TForm1.enable(aktif:boolean);
begin
bt_tambah.Enabled:=False;
bt_edit.Enabled:=False;
bt_simpan.Enabled:=false;
end;
procedure TForm1.bt_simpanClick(Sender: TObject);
begin
bt_tambah.Enabled:=True;
bt_edit.Enabled:=True;
bt_hapus.Enabled:=True;
bt_simpan.Enabled:=False;
bt_batal.Enabled:=False;
end;
procedure TForm1.bt_tambahClick(Sender: TObject);
begin
bt_simpan.Enabled:=true;
bt_batal.Enabled:=True;
bt_tambah.Enabled:=False;
bt_edit.Enabled:=false;
end;
end.
hizb salamah
HIZB SALAMAH
BISMILAAHIRROHMAANIRROKHIM..
LAQODJAA AKUM ROSUULUMMIN
ANFUSIKUM ‘AZIIZUN ‘ALAIHIMA ‘ANITTUM
KHARIISHUN ‘ALAIKUM BIL MUKMINIINA ROUFURROKHIIM. FAINTAWALLAU FAKUL KHASBIYALLOHU
LAA ILAAHA ILLA HUWA ‘ALAIHI TAWAKKALTU WAHUWA ROBBUL ‘ARSYIL ‘ADZIIM
7X / 11X / 21X .
ALLOHULAA ILAAHA ILLA
HUWAL KHAYYUL QOYYUM,LAA TAK KHUDZUHU SINATUW WALAA NAUM,LAHUU MAA FISSAMAWATI
WAMAA FIL ARD.MANDZALLADZI YASYFA’U ‘INDAHUU ILLA BI IDZNIH.YA’LAMUMA BAYNA AYDIIHIM
WAMAA KHOLFAHUM,WALAA YUKHIITHUUNA BI SYAAIM MIN’ILMIHII ILLA BIMAA
SYAAK, WASI’A KURSIYYUHUS SAMAAWAATI WAL ARD,
WALLA YAUUDUHUU KHIFDZHUHUMA WAHUWAL ‘ALIYYUL ‘ADZIIM. 7X / 11X / 21X
DOA :
WALAA YAUUDZHU KHIFDZUHUMA WAHUWAL ‘ALIYYUL ‘ADZIM, WAKHIFDZO
MINKULLI SYAITHOONIM MARID, WA KHIFDZO DZAALIKA TAQDIIRUL ‘AZIIZIL ‘ALIIM, WAKHAFIDZNAAHAA
MINKULLI SYAITHOONIRROJIM, INNA NAHNU NAZZALNA DZIKRO WA INNA LAHUU
LAKHAAFIDZUN, LAHUU MU’AQIBATUN MIMBAYNI YADAYHI WAMIN KHOLFIHII
YAKHFADZUUNAHUU MIN AMRILLAH, ALLOHU KHAFIIDZU ‘ALAYHIMAA ANTA ‘ALAYHIM
BIWAKIIL, IN KULLU NAFSI LAMMA ‘ALAIHA KHAAFIDZ, BAL HUWA QURANUMMAJIID, FII
LAUKHIMMAKHFUDZ, FAINTAWALLAU FAKUL KHASBIYALLOHU LAA ILAAHA ILLA
HUWA ‘ALAIHI TAWAKKALTU WAHUWA ROBBUL
‘ARSYIL ‘ADZIIM, YAA KHAFIIDZ YAA KHAFIIDZ
YAA KHAFIIDZ IKHFADZNA. ALLOHUMMAKHRUSNA BI’AINIKALLATII LAA TANAAMU WAKNUFNA BIKANAFIKALLADZII LAA YUROOM. YAA ALLOH YAA
ALLOH YAA ALLOH
YAA ROBBAL ‘ALAMIIN.
WASHOLLALLOHU ‘ALAA
SAYYIDINA MUHAMMADIN WA’ALAA AALIHI WA SHOHBIHI WASALLAM, WALKHAMDULILLAHI
ROBBIL ‘AALAMIIN.
Rabu, 21 November 2012
Codingan F Konsumen
unit u_konsumen;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, Grids, DBGrids, Keyboard, StdCtrls, ExtCtrls, Buttons, Menus, jpeg;
type
Tf_konsumen = class(TForm)
DBGrid1: TDBGrid;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Label3: TLabel;
Label4: TLabel;
Label5: TLabel;
ed_id: TEdit;
ed_nama: TEdit;
ed_alamat: TEdit;
ed_telfon: TEdit;
ed_kota: TEdit;
bt_tambah: TBitBtn;
bt_edit: TBitBtn;
bt_simpan: TBitBtn;
bt_hapus: TBitBtn;
bt_batal: TBitBtn;
Label6: TLabel;
Label7: TLabel;
Label8: TLabel;
Label9: TLabel;
Label10: TLabel;
menu: TMainMenu;
close1: TMenuItem;
Panel1: TPanel;
procedure bt_tambahClick(Sender: TObject);
procedure bt_editClick(Sender: TObject);
procedure bt_simpanClick(Sender: TObject);
procedure bt_hapusClick(Sender: TObject);
procedure bt_batalClick(Sender: TObject);
procedure close1Click(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
f_konsumen: Tf_konsumen;
implementation
uses u_dm;
{$R *.dfm}
procedure Tf_konsumen.bt_tambahClick(Sender: TObject);
begin
dm.tb_konsumen.Append;
bt_simpan.Enabled := True;
end;
procedure Tf_konsumen.close1Click(Sender: TObject);
begin
Close;
end;
procedure Tf_konsumen.bt_editClick(Sender: TObject);
begin
ed_id.Text := dm.tb_konsumen['id_konsumen'];
ed_nama.Text := dm.tb_konsumen['nama_konsumen'];
ed_alamat.Text := dm.tb_konsumen['alamat'];
ed_kota.Text := dm.tb_konsumen['kota'];
ed_telfon.Text := dm.tb_konsumen['telfon'];
dm.tb_konsumen.Edit;
end;
procedure Tf_konsumen.bt_simpanClick(Sender: TObject);
begin
if Length (ed_id.Text)=0 then
ShowMessage('silahkan masukkan id_konsumen anda')
else if Length (ed_nama.Text)=0 then
ShowMessage('silahkan masukkan nama anda')
else if Length (ed_alamat.Text)=0 then
ShowMessage('silahkan masukkan alamat anda')
else if Length (ed_kota.Text)=0 then
ShowMessage('silahkan masukkan kota anda')
else if Length (ed_telfon.Text)=0 then
ShowMessage('silahkan masukkan telfon anda')
else
begin
dm.tb_konsumen['id_konsumen']:=ed_id.Text;
dm.tb_konsumen['nama_konsumen']:=ed_nama.Text;
dm.tb_konsumen['alamat']:=ed_alamat.Text;
dm.tb_konsumen['kota']:=ed_kota.Text;
dm.tb_konsumen['telfon']:=ed_telfon.Text;
dm.tb_konsumen.Post;
bt_edit.Enabled := True;
bt_hapus.Enabled := True;
end;
end;
procedure Tf_konsumen.bt_hapusClick(Sender: TObject);
begin
dm.tb_konsumen.Delete;
end;
procedure Tf_konsumen.bt_batalClick(Sender: TObject);
begin
ed_id.Clear;
ed_nama.Clear;
ed_alamat.Clear;
ed_kota.Clear;
ed_telfon.Clear;
end;
end.
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, Grids, DBGrids, Keyboard, StdCtrls, ExtCtrls, Buttons, Menus, jpeg;
type
Tf_konsumen = class(TForm)
DBGrid1: TDBGrid;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Label3: TLabel;
Label4: TLabel;
Label5: TLabel;
ed_id: TEdit;
ed_nama: TEdit;
ed_alamat: TEdit;
ed_telfon: TEdit;
ed_kota: TEdit;
bt_tambah: TBitBtn;
bt_edit: TBitBtn;
bt_simpan: TBitBtn;
bt_hapus: TBitBtn;
bt_batal: TBitBtn;
Label6: TLabel;
Label7: TLabel;
Label8: TLabel;
Label9: TLabel;
Label10: TLabel;
menu: TMainMenu;
close1: TMenuItem;
Panel1: TPanel;
procedure bt_tambahClick(Sender: TObject);
procedure bt_editClick(Sender: TObject);
procedure bt_simpanClick(Sender: TObject);
procedure bt_hapusClick(Sender: TObject);
procedure bt_batalClick(Sender: TObject);
procedure close1Click(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
f_konsumen: Tf_konsumen;
implementation
uses u_dm;
{$R *.dfm}
procedure Tf_konsumen.bt_tambahClick(Sender: TObject);
begin
dm.tb_konsumen.Append;
bt_simpan.Enabled := True;
end;
procedure Tf_konsumen.close1Click(Sender: TObject);
begin
Close;
end;
procedure Tf_konsumen.bt_editClick(Sender: TObject);
begin
ed_id.Text := dm.tb_konsumen['id_konsumen'];
ed_nama.Text := dm.tb_konsumen['nama_konsumen'];
ed_alamat.Text := dm.tb_konsumen['alamat'];
ed_kota.Text := dm.tb_konsumen['kota'];
ed_telfon.Text := dm.tb_konsumen['telfon'];
dm.tb_konsumen.Edit;
end;
procedure Tf_konsumen.bt_simpanClick(Sender: TObject);
begin
if Length (ed_id.Text)=0 then
ShowMessage('silahkan masukkan id_konsumen anda')
else if Length (ed_nama.Text)=0 then
ShowMessage('silahkan masukkan nama anda')
else if Length (ed_alamat.Text)=0 then
ShowMessage('silahkan masukkan alamat anda')
else if Length (ed_kota.Text)=0 then
ShowMessage('silahkan masukkan kota anda')
else if Length (ed_telfon.Text)=0 then
ShowMessage('silahkan masukkan telfon anda')
else
begin
dm.tb_konsumen['id_konsumen']:=ed_id.Text;
dm.tb_konsumen['nama_konsumen']:=ed_nama.Text;
dm.tb_konsumen['alamat']:=ed_alamat.Text;
dm.tb_konsumen['kota']:=ed_kota.Text;
dm.tb_konsumen['telfon']:=ed_telfon.Text;
dm.tb_konsumen.Post;
bt_edit.Enabled := True;
bt_hapus.Enabled := True;
end;
end;
procedure Tf_konsumen.bt_hapusClick(Sender: TObject);
begin
dm.tb_konsumen.Delete;
end;
procedure Tf_konsumen.bt_batalClick(Sender: TObject);
begin
ed_id.Clear;
ed_nama.Clear;
ed_alamat.Clear;
ed_kota.Clear;
ed_telfon.Clear;
end;
end.
Sejarah GUS MIK
GUS MIEK adalah seorang yang sangat terkenal di kalangan guru sufi, seniman, birokart, preman, bandar judi, kiai-kiai NU, dan para aktivis. Dialah yang membangun tradisi pengajian Sema’an Al-Qur’an Jantiko Mantab dan pembacaan wirid dzikrul ghafilin bersama beberapa koleganya.
Hamim Tohari Djazuli adalah nama lengkapnya. Ia dilahirkan pada 17 Agustus 1940 di Kediri dari pasangan KH Jazuli Usman dan Nyai Radliyah. Nyai Radliyah ini memiliki jalur keturunan sampai kepada Nabi Muhammad, sebagai keturunan ke-32 dari Imam Hasan, anak dari Ali bin Abi Thalib dengan Siti Fathimah.
Ayah Gus Miek, KH. Jazuli Usman adalah pendiri pesantren Ploso Kediri. Ia pernah nyantri kepada banyak guru, di antaranya kepada KH Hasyim Asy`ari, Mbah Ma’ruf (KH Ma’ruf Kedunglo), KH Ahmad Shaleh Gondanglegi Nganjuk, KH Abdurrahman Sekarputih, KH Zainuddin Mojosari, KH Khazin Widang, dan Syaikh al-`Allamah al-Aidrus Mekkah.
KH Jazuli Usman nama kecilnya adalah Mas Mas`ud. Dia telah sekolah di STOVIA yang ada di Batavia, tatkala anak-anak seangkatannya belum sekolah. Mas Mas`ud ini anak dari Mas Usman, kepala KUA Ploso, Kediri. Pada saat itu jabatan sebagai kepala KUA sangat bergengsi. Akan tetapi ayah Gus Miek lebih memilih hidup dan mendirikan pesantren.
Sejak kecil, Gus Miek sudah tampak unik. Dia tidak suka banyak bicara, suka menyendiri, dan bila berjalan selalu menundukkan kepala. Akan tetapi Gus Miek juga sering masuk ke pasar, melihat-lihat penjual di pasar, sering melihat orang mancing di sungai. Bila keluarganya berkumpul, Gus Miek selalu mengambil tempat paling jauh.
Pada awalnya Gus Miek disekolahkan oleh KH Jazuli Usman di Sekolah Rakyat, tetapi tidak selesai karena dia sering membolos. Setelah itu Gus Miek belajar Al-Qur’an kepada ibunya, kepada Hamzah, Khoirudin, dan Hafidz. Ketika pelajaran belum selesai Gus Miek sudah minta khataman. Para gurunya jadi geleng-geleng kepala.
Ketika usia Gus Miek masih 9 tahun, dia sudah sering tabarrukan ke berbagai kiai sufi. Beberapa kiai yang dikunjunginya adalah KH Mubasyir Mundzir Kediri, Gus Ud (KH Mas’ud) Pagerwojo-Sidoarjo, dan KH Hamid Pasuruan. Di tempat Gus Ud Pagerwojo Sidoarjo, Gus Miek bertemu dengan KH Achmad Shidiq yang usianya lebih tua. KH Achmad Shidiq ini di kemudian hari sering menentang tradisi sufi Gus Miek, tetapi akhirnya menjadi kawan karibnya di dzikrul ghafilin.
Kebiasaan Gus Miek pergi ke luar rumah menggelisahkan orang tuanya. Akhirnya ayahnya memintnya ngaji ke Lirboyo, Kediri di bawah asuhan KH Machrus Ali, yang kelak begitu gigih menentang tradisi sufinya.
Di Lirboyo Gus Miek bertahan hanya 16 hari dan kemudian pulang ke Ploso. Ketika sadar orang tuanya resah akibat kepulangannya, Gus Miek justru akan menggantikan seluruh pengajaran ngaji ayahnya, termasuk mengajarkan kitab Ihya Ulumuddin.
Tapi beberapa bulan kemudian, Gus Miek kembali ke Lirboyo. Ketika masih di pesantren ini, pada usia 14 tahun Gus Miek pergi ke Magelang, nyantri di tempatnya KH. Dalhar Watucongol, mengunjungi Mbah Jogoreso Gunungpring, KH Arwani Kudus, KH Ashari Lempuyangan, KH Hamid Kajoran, dan Mbah Benu Yogyakarta. Setelah itu Gus Miek pulang lagi ke Ploso.
Di Ploso, di tempat pesantren ayahnya, Gus Miek minta dinikahkan, dan akhirya ia menikah dengan Zaenab, putri KH. Muhammad Karangkates, yang masih berusia 9 tahun. Pernikahan ini berakhir dengan perceraian, ketika istrinya masih berusia sekitar 12 tahun. Pada masa ini Gus Miek sudah sering pergi untuk melakukan dakwah kulturalnya di berbagai daerah, tabarrukan ke berbagai guru sufi, dan mendapatkan ijazah wirid-wirid.
Pada tahun 1960 Gus Miek menikah dengan Lilik Suyati dari Setonogedong. Pernikahan ini atas saran dari KH. Dalhar dan disetujui KH. Mubasyir Mundzir, salah satu guru Gus Miek. Gadis itulah yang menurut gurunya akan sanggup mendampingi hidupnya, dengan melihat tradisi dan kebiasaan Gus Miek untuk berdakwah keluar rumah.
Pada awalnya pernikahan Gus Miek dengan gadis Setonogedong ditentang KH Jazuli Utsman dan Nyai Radliyah. Setelah melalui proses yang panjang akhirnya pernikahan itu disetujui. Saat itu Gus Miek sudah berdakwah ke diskotek-diskotek, ke tempat perjudian, dan lain-lain.
Dari berbagai perjalanan, riyadlah, dan tabarrukan, Gus Miek akhirnya menyusun kembali wirid-wirid secara tersendiri yang didapatkan dari para gurunya. Pada awanya Gus Miek mendirikan Jama`ah Mujahadah Lailiyah tahun 1962. Sampai tahun 1971 jama`ah yang dirintis Gus Miek ini sudah cukup luas.
Pada tahun 1971, para jama`ah Gus Miek dan masyarakat NU menghadapi dilema pemilu. Saat itu semua pegawai negeri diminta memilih Golkar oleh penguasa. Gus Miek sendiri tidak mencegah bila para pengikutnya yang PNS untuk memilih Golkar, karena situasi sosial saat itu di bawah rezim otoriter Soeharto.
Metamorfosis dari komunits yang dibangun Gus Miek, semakin menampakkan bahwa ia mengembangkan tradisi wirid di luar kelompok tarekat yang sudah mapan di kalangan NU. Jama`ah Mujahadah Lailiyah yang dibangunnya berkembang menjadi dzikrul ghafilin. Pada tahun 1971-1973 susunan wirid-wirid dzikrul ghafilin diusahakan untuk dicetak, terutama setelah jangkauan dakwah Gus Miek telah menjangkau Jember.
Bersama-sama KH Achmad Shidiq yang awalnya sangat menentang, tetapi akhirnya menjadi sahabatnya, naskah wirid dzikrul ghafilin berhasil dicetak. Naskah-naskah yang tercetak dibagikan kepada jaringan jama`ah Gus Miek: di Jember di bawah payung KH Achmad Shidiq, di Klaten di bawah payung KH Rahmat Zuber, di Yogyakarta di bawah payung KH Daldiri Lempuyangan, dan di Jawa Tengah di bawah payung KH Hamid Kajoran Magelang.
Di samping mengorganisir dzikrul ghafilin, Gus Miek pada tahun 1986 juga mengorganisir sema’an Al-Qur’an.
Beberapa bulan kemudian sema’an ini dinamakan Jantiko. Tahun 1987 sema’an Al-Qur’an Jantiko mulai dilakukan di Jember. Saat itu KH. Achmad Shidiq sudah menjadi Rais Am Syuriyah PBNU yang diangkat oleh Muktamar NU ke-27 di Situbondo tahun 1984.
Dibandingkan dzikrul ghafilin, jama`ah Jantiko ini lebih cepat berkembang. Pada tahun 1989, Jantiko kemudian diubah namanya menjadi Jantiko Mantab atau Jantiko man taba. Ada juga yang mengartikan Mantab sebagai Majlis Nawaitu Tapa Brata. Dikatakan juga man taba itu berarti siapa bertaubat. Jantiko Mantab ini kemudian berkembang ke berbagi daerah.
Perjuangan Gus Miek dengan dzikrul ghafilin, sema`an Al-Qur’an, dan tradisi sufinya ke tempat-tempat diskotek, tempat perjudian, dan lain-lain, sangatlah tidak mudah. Di tengah-tengah jam`iyah NU yang telah membakukan tarekat mu’tabarah, tradisi sufi Gus Miek mendapatkan perlawanan. Dzikrul ghafilin dianggap berada di luar kelaiman, tidak mu’tabarah. Penentangan datang dari orang yang sangat terkenal, sekaligus pernah menjadi gurunya di Lirboyo, yaitu KH Machrus Ali.
Hanya saja, semua itu bisa dilewati Gus Miek dengan sabar. Yang paling menggemberikan karena KH Achmad Shidiq sebagai orang yang sangat dihormati di NU, yang pada awalnya menentang tradisi sufinya, kemudian bersama-sama mengembangkan dzikrul ghafilin di sekitar Jember dan sekitarnya.
Gus Miek wafat pada 5 Juni 1993. Dia dimakamkan di Pemakaman Tambak Kediri, diiringi ratusan ribu kaum muslimin. Di pemakaman ini pula KH Achmad Shidiq dimakamkan, di sebelah timur makam Gus Miek. Di pemakaman ini pula terdapat tidak kurang dari 22 orang yang kebanyakan menjadi guru sekaligus murid Gus Miek. [Nur Kholil Ridwan]
Hamim Tohari Djazuli adalah nama lengkapnya. Ia dilahirkan pada 17 Agustus 1940 di Kediri dari pasangan KH Jazuli Usman dan Nyai Radliyah. Nyai Radliyah ini memiliki jalur keturunan sampai kepada Nabi Muhammad, sebagai keturunan ke-32 dari Imam Hasan, anak dari Ali bin Abi Thalib dengan Siti Fathimah.
Ayah Gus Miek, KH. Jazuli Usman adalah pendiri pesantren Ploso Kediri. Ia pernah nyantri kepada banyak guru, di antaranya kepada KH Hasyim Asy`ari, Mbah Ma’ruf (KH Ma’ruf Kedunglo), KH Ahmad Shaleh Gondanglegi Nganjuk, KH Abdurrahman Sekarputih, KH Zainuddin Mojosari, KH Khazin Widang, dan Syaikh al-`Allamah al-Aidrus Mekkah.
KH Jazuli Usman nama kecilnya adalah Mas Mas`ud. Dia telah sekolah di STOVIA yang ada di Batavia, tatkala anak-anak seangkatannya belum sekolah. Mas Mas`ud ini anak dari Mas Usman, kepala KUA Ploso, Kediri. Pada saat itu jabatan sebagai kepala KUA sangat bergengsi. Akan tetapi ayah Gus Miek lebih memilih hidup dan mendirikan pesantren.
Sejak kecil, Gus Miek sudah tampak unik. Dia tidak suka banyak bicara, suka menyendiri, dan bila berjalan selalu menundukkan kepala. Akan tetapi Gus Miek juga sering masuk ke pasar, melihat-lihat penjual di pasar, sering melihat orang mancing di sungai. Bila keluarganya berkumpul, Gus Miek selalu mengambil tempat paling jauh.
Pada awalnya Gus Miek disekolahkan oleh KH Jazuli Usman di Sekolah Rakyat, tetapi tidak selesai karena dia sering membolos. Setelah itu Gus Miek belajar Al-Qur’an kepada ibunya, kepada Hamzah, Khoirudin, dan Hafidz. Ketika pelajaran belum selesai Gus Miek sudah minta khataman. Para gurunya jadi geleng-geleng kepala.
Ketika usia Gus Miek masih 9 tahun, dia sudah sering tabarrukan ke berbagai kiai sufi. Beberapa kiai yang dikunjunginya adalah KH Mubasyir Mundzir Kediri, Gus Ud (KH Mas’ud) Pagerwojo-Sidoarjo, dan KH Hamid Pasuruan. Di tempat Gus Ud Pagerwojo Sidoarjo, Gus Miek bertemu dengan KH Achmad Shidiq yang usianya lebih tua. KH Achmad Shidiq ini di kemudian hari sering menentang tradisi sufi Gus Miek, tetapi akhirnya menjadi kawan karibnya di dzikrul ghafilin.
Kebiasaan Gus Miek pergi ke luar rumah menggelisahkan orang tuanya. Akhirnya ayahnya memintnya ngaji ke Lirboyo, Kediri di bawah asuhan KH Machrus Ali, yang kelak begitu gigih menentang tradisi sufinya.
Di Lirboyo Gus Miek bertahan hanya 16 hari dan kemudian pulang ke Ploso. Ketika sadar orang tuanya resah akibat kepulangannya, Gus Miek justru akan menggantikan seluruh pengajaran ngaji ayahnya, termasuk mengajarkan kitab Ihya Ulumuddin.
Tapi beberapa bulan kemudian, Gus Miek kembali ke Lirboyo. Ketika masih di pesantren ini, pada usia 14 tahun Gus Miek pergi ke Magelang, nyantri di tempatnya KH. Dalhar Watucongol, mengunjungi Mbah Jogoreso Gunungpring, KH Arwani Kudus, KH Ashari Lempuyangan, KH Hamid Kajoran, dan Mbah Benu Yogyakarta. Setelah itu Gus Miek pulang lagi ke Ploso.
Di Ploso, di tempat pesantren ayahnya, Gus Miek minta dinikahkan, dan akhirya ia menikah dengan Zaenab, putri KH. Muhammad Karangkates, yang masih berusia 9 tahun. Pernikahan ini berakhir dengan perceraian, ketika istrinya masih berusia sekitar 12 tahun. Pada masa ini Gus Miek sudah sering pergi untuk melakukan dakwah kulturalnya di berbagai daerah, tabarrukan ke berbagai guru sufi, dan mendapatkan ijazah wirid-wirid.
Pada tahun 1960 Gus Miek menikah dengan Lilik Suyati dari Setonogedong. Pernikahan ini atas saran dari KH. Dalhar dan disetujui KH. Mubasyir Mundzir, salah satu guru Gus Miek. Gadis itulah yang menurut gurunya akan sanggup mendampingi hidupnya, dengan melihat tradisi dan kebiasaan Gus Miek untuk berdakwah keluar rumah.
Pada awalnya pernikahan Gus Miek dengan gadis Setonogedong ditentang KH Jazuli Utsman dan Nyai Radliyah. Setelah melalui proses yang panjang akhirnya pernikahan itu disetujui. Saat itu Gus Miek sudah berdakwah ke diskotek-diskotek, ke tempat perjudian, dan lain-lain.
Dari berbagai perjalanan, riyadlah, dan tabarrukan, Gus Miek akhirnya menyusun kembali wirid-wirid secara tersendiri yang didapatkan dari para gurunya. Pada awanya Gus Miek mendirikan Jama`ah Mujahadah Lailiyah tahun 1962. Sampai tahun 1971 jama`ah yang dirintis Gus Miek ini sudah cukup luas.
Pada tahun 1971, para jama`ah Gus Miek dan masyarakat NU menghadapi dilema pemilu. Saat itu semua pegawai negeri diminta memilih Golkar oleh penguasa. Gus Miek sendiri tidak mencegah bila para pengikutnya yang PNS untuk memilih Golkar, karena situasi sosial saat itu di bawah rezim otoriter Soeharto.
Metamorfosis dari komunits yang dibangun Gus Miek, semakin menampakkan bahwa ia mengembangkan tradisi wirid di luar kelompok tarekat yang sudah mapan di kalangan NU. Jama`ah Mujahadah Lailiyah yang dibangunnya berkembang menjadi dzikrul ghafilin. Pada tahun 1971-1973 susunan wirid-wirid dzikrul ghafilin diusahakan untuk dicetak, terutama setelah jangkauan dakwah Gus Miek telah menjangkau Jember.
Bersama-sama KH Achmad Shidiq yang awalnya sangat menentang, tetapi akhirnya menjadi sahabatnya, naskah wirid dzikrul ghafilin berhasil dicetak. Naskah-naskah yang tercetak dibagikan kepada jaringan jama`ah Gus Miek: di Jember di bawah payung KH Achmad Shidiq, di Klaten di bawah payung KH Rahmat Zuber, di Yogyakarta di bawah payung KH Daldiri Lempuyangan, dan di Jawa Tengah di bawah payung KH Hamid Kajoran Magelang.
Di samping mengorganisir dzikrul ghafilin, Gus Miek pada tahun 1986 juga mengorganisir sema’an Al-Qur’an.
Beberapa bulan kemudian sema’an ini dinamakan Jantiko. Tahun 1987 sema’an Al-Qur’an Jantiko mulai dilakukan di Jember. Saat itu KH. Achmad Shidiq sudah menjadi Rais Am Syuriyah PBNU yang diangkat oleh Muktamar NU ke-27 di Situbondo tahun 1984.
Dibandingkan dzikrul ghafilin, jama`ah Jantiko ini lebih cepat berkembang. Pada tahun 1989, Jantiko kemudian diubah namanya menjadi Jantiko Mantab atau Jantiko man taba. Ada juga yang mengartikan Mantab sebagai Majlis Nawaitu Tapa Brata. Dikatakan juga man taba itu berarti siapa bertaubat. Jantiko Mantab ini kemudian berkembang ke berbagi daerah.
Perjuangan Gus Miek dengan dzikrul ghafilin, sema`an Al-Qur’an, dan tradisi sufinya ke tempat-tempat diskotek, tempat perjudian, dan lain-lain, sangatlah tidak mudah. Di tengah-tengah jam`iyah NU yang telah membakukan tarekat mu’tabarah, tradisi sufi Gus Miek mendapatkan perlawanan. Dzikrul ghafilin dianggap berada di luar kelaiman, tidak mu’tabarah. Penentangan datang dari orang yang sangat terkenal, sekaligus pernah menjadi gurunya di Lirboyo, yaitu KH Machrus Ali.
Hanya saja, semua itu bisa dilewati Gus Miek dengan sabar. Yang paling menggemberikan karena KH Achmad Shidiq sebagai orang yang sangat dihormati di NU, yang pada awalnya menentang tradisi sufinya, kemudian bersama-sama mengembangkan dzikrul ghafilin di sekitar Jember dan sekitarnya.
Gus Miek wafat pada 5 Juni 1993. Dia dimakamkan di Pemakaman Tambak Kediri, diiringi ratusan ribu kaum muslimin. Di pemakaman ini pula KH Achmad Shidiq dimakamkan, di sebelah timur makam Gus Miek. Di pemakaman ini pula terdapat tidak kurang dari 22 orang yang kebanyakan menjadi guru sekaligus murid Gus Miek. [Nur Kholil Ridwan]
Contoh Codingan dhelphi
program Project1;
{$APPTYPE CONSOLE}
uses
SysUtils;
var
p,l,h,hasil : integer ;
procedure kali(x,y: integer) ;
begin
hasil := x * y ;
Writeln('Hasil kali adalah: ',hasil);
end;
procedure tambah(x,y : integer) ;
begin
hasil := x+y ;
Writeln('Hasil tambah adalah: ',hasil);
end;
procedure luas (x,y,z : integer);
begin
hasil := x*y*h ;
Writeln('Hasil luas adalah: ',hasil);
end;
begin //main program
write('Masukan nilai x :');readln(p);
write('Masukan nilai y :');readln(l);
write('Masukan nilai z :');readln(h);
kali(p,l) ;
tambah(p,l);
luas(p,l,h);
readln ;
end.
---------------------------------------------------------
program Project1;
{$APPTYPE CONSOLE}
uses
SysUtils;
var
l,p,t,luas,volume,jawab : integer ;
procedure luasPersegi ;
begin
luas := l*p ;
write ('luas persegi : ',luas) ;
end;
procedure volumebalok ;
begin
volume := p*l*t ;
write ('volume balok : ',volume);
end;
procedure output ;
begin
write('nilai panjang :' );readln(p);
write('nilai lebar :' );readln(l);
write('nilai tinggi :' );readln(t);
write('pilih output luas[l]/Volume[2]');readln(jawab) ;
if jawab = 1 then luasPersegi ;
else if jawab = 2 then volumebalok ;
end;
begin //main
output ;
readln ;
end.
{$APPTYPE CONSOLE}
uses
SysUtils;
var
p,l,h,hasil : integer ;
procedure kali(x,y: integer) ;
begin
hasil := x * y ;
Writeln('Hasil kali adalah: ',hasil);
end;
procedure tambah(x,y : integer) ;
begin
hasil := x+y ;
Writeln('Hasil tambah adalah: ',hasil);
end;
procedure luas (x,y,z : integer);
begin
hasil := x*y*h ;
Writeln('Hasil luas adalah: ',hasil);
end;
begin //main program
write('Masukan nilai x :');readln(p);
write('Masukan nilai y :');readln(l);
write('Masukan nilai z :');readln(h);
kali(p,l) ;
tambah(p,l);
luas(p,l,h);
readln ;
end.
---------------------------------------------------------
program Project1;
{$APPTYPE CONSOLE}
uses
SysUtils;
var
l,p,t,luas,volume,jawab : integer ;
procedure luasPersegi ;
begin
luas := l*p ;
write ('luas persegi : ',luas) ;
end;
procedure volumebalok ;
begin
volume := p*l*t ;
write ('volume balok : ',volume);
end;
procedure output ;
begin
write('nilai panjang :' );readln(p);
write('nilai lebar :' );readln(l);
write('nilai tinggi :' );readln(t);
write('pilih output luas[l]/Volume[2]');readln(jawab) ;
if jawab = 1 then luasPersegi ;
else if jawab = 2 then volumebalok ;
end;
begin //main
output ;
readln ;
end.
Sabtu, 03 November 2012
CARA MENENANGKAN DIRI
Sobat bagi anda yang lagi suntuk dan suasan tertekan ,suasana gak mood,suasana kemrungsung pngin marah
pertama
ambil air wudlu jika muslim.. ingat tuhanmu jk kristen n agama lain
kedua
setelah itu sholat sunah jika muslim,, kalo kristiani apa ya hemmmm...
ketiga
baca alquran jika muslim,, jika kristiani baca bibelmu
ke empaat
bersholawatlah jika muslim,, menyanyilah sesukamu jika kristiani
menyanyilah dan bersenandunglah dirimu gan sampai kamu pada titik jenuh dengan segala ekpresimu
semoga bermanfaat.....
pertama
ambil air wudlu jika muslim.. ingat tuhanmu jk kristen n agama lain
kedua
setelah itu sholat sunah jika muslim,, kalo kristiani apa ya hemmmm...
ketiga
baca alquran jika muslim,, jika kristiani baca bibelmu
ke empaat
bersholawatlah jika muslim,, menyanyilah sesukamu jika kristiani
menyanyilah dan bersenandunglah dirimu gan sampai kamu pada titik jenuh dengan segala ekpresimu
semoga bermanfaat.....
Amalan Rebo Wekasan
Sebagian orang Ahli Makrifat termasuk orang yang Ahli
Mukasyafah (orang yang bashirah sirrinya telah dibuka oleh Allah sehingga dapat
mengetahui sesuatu yang ghaib) dan Ahli Tamkin (orang yang sudah mapan di dalam
derajat haqiqat/makrifat), ia berkata: "Setiap tahun Allah menurunkan
bala' (bencana) jumlahnya 320.000 bencana, kesemuanya diturunkan pada hari Rabu
yang terakhir pada bulan Shafar, karenanyalah hari itu menjadi hari yang paling
berat dalam setahun.
Adapun
kaifiyahnya;
• Niat:
أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالٰى
• Tiap
raka'atnya membaca:
1. Surat Al-Fatihah 1 x
2. Surat
Al-Kautsar 17 x
3. Surat
Al-Ikhlas 5 x
4. Surat
Al-Falaq 1 x
5. Surat
An-Naas 1 x
• Setelah
salam membaca doa:
Jika
sendirian:
بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْمِ
اَللّـٰـهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوٰى
، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ ، يَا عَزِيْزُ ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ
جَمِيْعُ خَلْقِكَ ، اِكْفِـنِيْ مِنْ شَرِّ جَمِيْعِ خَلْقِكَ ، يَا مُحْسِنُ ،
يَا مُجَمِّلُ ، يَا مُتَفَضِّلُ ، يَا مُنْعِمُ ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لآَ
إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ ، اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللّـٰـهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ ،
وَأَخِيْهِ ، وَجَدِّهِ ، وَأَبِـيْهِ ، وَأُمِّـهِ ، وَبَنِيْـهِ ، اِكْفِـنِيْ
شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ ، يَا
دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ ، فَسَـيَكْفِيْـكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ ، وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ ، وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آٰلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Jika
bersama-sama:
بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْمِ
اَللّـٰـهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوٰى
، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ ، يَا عَزِيْزُ ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ
جَمِيْعُ خَلْقِكَ ، اِكْفِـنَا مِنْ شَرِّ جَمِيْعِ خَلْقِكَ ، يَا مُحْسِنُ ،
يَا مُجَمِّلُ ، يَا مُتَفَضِّلُ ، يَا مُنْعِمُ ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لآَ
إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ ، اِرْحَمْنَا بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللّـٰـهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ ،
وَأَخِيْهِ ، وَجَدِّهِ ، وَأَبِـيْهِ ، وَأُمِّـهِ ، وَبَنِيْـهِ ، اِكْفِـنَا
شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ ، يَا
دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ ، فَسَـيَكْفِيْـكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ ، وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ ، وَصَلَّى اللهُ عَلٰى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آٰلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Maka Allah
dengan sifat Karom-Nya akan menjaga orang tersebut dari semua bencana yang
diturunkan pada hari itu dan bencana-bencana itu tidak akan mengitari di
sekitarnya sampai sempurna satu tahun.
Langganan:
Postingan (Atom)